Memahami Gondongan : Penyebab, Gejala dan Penanganannya

 

Memahami Gondongan : Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Annisa Azahra, Nessa Andiniya Putri, Sheila Savira


Kamis, 21 November 2024


Jakarta -Pada tahun 2024, terdapat peningkatan kasus gondongan di Jakarta. Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terdapat 1.234 kasus gondongan pada Januari-Juni 2024. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2023, di mana terdapat 876 kasus gondongan pada periode yang sama.

Gondongan adalah infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Infeksi ini umumnya menyerang kelenjar parotis (yang bertugas memproduksi air liur) dan menyebabkan pembengkakan. Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok paramyxovirus. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia, lalu menetap, berkembang biak, serta menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.

Kasus gondongan yang meningkat di Jakarta diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti rendahnya cakupan vaksinasi MMR, tingginya mobilitas masyarakat, dan kurangnya pemahaman mengenai penyakit gondongan.

Gejala gondongan:

Pembengkakan kelenjar parotis: Pembengkakan ini biasanya terjadi di satu sisi wajah, tetapi bisa juga terjadi di kedua sisi.

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah

Penularan gondongan:

  • Penularan gondongan terjadi melalui kontak dengan air liur orang yang terinfeksi.
  • Virus gondongan dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau berbicara.
  • Virus gondongan juga dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi air liur orang yang terinfeksi, seperti mainan atau peralatan makan.
Penanganan gondongan fokus pada menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan mencukupi kebutuhan cairan. Nyeri dapat dikurangi dengan kompres hangat dan pereda nyeri, serta memilih makanan bertekstur lembut. Anak yang terkena gondongan sebaiknya tidak masuk sekolah untuk mencegah penularan

Penyakit gondongan dapat dicegah melalui imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) yang diberikan kepada anak-anak. Vaksin ini bertujuan melindungi tubuh dari campak, gondongan, dan rubella.  

Pemberian vaksin MMR dilakukan dua kali, yaitu pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun. Jika vaksin pertama belum diberikan saat usia 18 bulan, imunisasi masih dapat dilakukan hingga anak berusia 3 tahun.  

Bagi orang dewasa yang belum menerima vaksin MMR saat kecil, vaksin ini tetap bisa diberikan. Imunisasi MMR pada usia dewasa dianjurkan terutama untuk individu yang memiliki risiko tinggi tertular virus gondongan.


Sumber:

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1467/gondongan

 https://bunda.co.id/artikel/apa-yang-dilakukan-jika-anak-kena-mumps-atau-gondongan/



Comments

Popular posts from this blog

Marselino Ferdinan Bersinar, Indonesia Taklukkan Arab Saudi 2-0

Pantai Pandeglang Kembali Kotor : Upaya Pandawara Tak Diteruskan, Pemerintah Masih Bungkam

Kecerdasan Buatan Ubah Dunia Kerja: Era Baru atau Ancaman?