Diaztyo, Mohamad Hidayat, Devtin Feergio


Perubahan Iklim di Indonesia


https://cdn.bmkg.go.id/Web/A-16-min.png



Perubahan Iklim di Indonesia: Dampak dan Tantangan

    Perubahan iklim merupakan isu global yang semakin mendesak, dan Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan ini. Data terbaru menunjukkan bahwa suhu rata-rata di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan rata-rata sebesar 0,03 derajat Celsius per tahun sejak 1981 hingga 2018. Pada tahun 2024, suhu rata-rata Indonesia mencapai 26,7 derajat Celsius, mencatatkan anomali tertinggi keempat sejak pengamatan dimulai pada 1981.

Peningkatan Suhu dan Fenomena Cuaca Ekstrem



https://cdn.bmkg.go.id/Web/Suhu-Rata2-Bulanan-Indonesia-sampai-Sept-2023.png

    Pada tahun 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu akan lebih panas dibandingkan tahun sebelumnya. Pemanasan global yang terjadi pada 2023 telah mencapai rekor baru, melampaui rekor tahun 2016. Fenomena El Niño dan perubahan iklim yang berkelanjutan menjadi penyebab utama dari kondisi ini. Suhu global rata-rata kini berada pada angka 1,45 derajat Celsius di atas batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, yaitu 1,5 derajat Celsius.

    Perubahan iklim juga menyebabkan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem di Indonesia. Hal ini terlihat dari pola curah hujan yang tidak menentu dan peningkatan kejadian hujan ekstrem di berbagai daerah seperti Sumatera Selatan dan Jawa bagian barat. Peneliti dari BRIN, Dr. Marfasran Hendrizan menyatakan bahwa pola cuaca ekstrem akan terus meningkat, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Dampak terhadap Sektor Pertanian dan Kesehatan

    Dampak perubahan iklim sangat terasa dalam sektor pertanian. Peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan mengganggu produksi padi dan tanaman lainnya, yang sangat bergantung pada kondisi cuaca yang stabil. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa wilayah mengalami penurunan curah hujan tahunan hingga 197 mm, sementara suhu udara meningkat antara 0,4 hingga 0,8 derajat Celsius.

Selain sektor pertanian, kesehatan masyarakat juga terancam akibat perubahan iklim. Suhu yang lebih tinggi berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit terkait panas serta masalah kesehatan lainnya seperti gangguan pernapasan akibat polusi udara yang meningkat.

Tantangan Perubahan Iklim di Indonesia

    Mahawan Karuniasa, anggota Indonesia Stakeholder Steering Group (ISSG), mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengalami lebih dari 5.000 bencana alam dalam dua dekade terakhir. Bencana hidrometereologis seperti banjir dan tanah longsor meningkat tajam, mencerminkan dampak nyata dari perubahan iklim. Pada tahun 2024, diperkirakan suhu permukaan bumi akan meningkat lebih dari 1,5 derajat Celsius, yang dapat menyebabkan dampak lebih lanjut terhadap produksi pangan dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem.

    Dengan meningkatnya iklim yang ekstrem juga dapat menganggu perekonomian di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 10% pada tahun 2025 jika tidak ditangani dengan baik. "Kenaikan suhu udara meningkatkan potensi terjadinya bencana alam yang kemudian bisa mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur," jelasnya . Hal ini tidak hanya berdampak pada perekonomian tetapi juga berpotensi memperburuk kemiskinan dan menciptakan ketidakstabilan sosial.

Upaya Mitigasi dan Adaptasi

    Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan target menurunkan emisi sebesar 29% secara mandiri dan hingga 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Langkah-langkah ini termasuk pengurangan deforestasi, rehabilitasi hutan, serta peningkatan penggunaan energi terbarukan.

Efisiensi energi juga menjadi fokus utama dalam mitigasi perubahan iklim. Pemerintah menargetkan efisiensi energi sebesar 37% sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi karbon. Selain itu, langkah-langkah seperti pengelolaan sampah yang lebih baik dan adopsi kendaraan listrik juga sedang dipromosikan untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.





Pustaka Referensi:

CNBC Indonesia. (2024). Wilayah RI Panas Mendidih 2024, BMKG Ramal Lebih Parah dari 2023.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2024). Indonesia Rentan Perubahan Iklim, Efisiensi Energi Jadi Solusi Mitigasi.

Liputan6.com. (2023). Perubahan Iklim Makin Nyata, Anomali Suhu Rata-Rata Juli 2023 Tertinggi ke-4 Sejak 1981.

Jurnal Agro. (2018). Indikasi Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap Produksi Padi.

Julismin. (2018). Dampak dan Perubahan Iklim di Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2024). "Indonesia Rentan Perubahan Iklim, Efisiensi Energi Jadi Solusi Mitigasi."

Potret Maluku (2024). "Perubahan Iklim Masih Hadapi Tantangan Serius."

Kementerian Keuangan (2024). "Menteri Keuangan Sri Mulyani Soroti Dampak Perubahan Iklim terhadap Anjloknya PDB."

Comments

Popular posts from this blog

Marselino Ferdinan Bersinar, Indonesia Taklukkan Arab Saudi 2-0

Pantai Pandeglang Kembali Kotor : Upaya Pandawara Tak Diteruskan, Pemerintah Masih Bungkam

Kecerdasan Buatan Ubah Dunia Kerja: Era Baru atau Ancaman?